Rahasia Dosen (Behind The Scene)

Jadi Dosen Tidak Bisa Kaya, Benarkah?

Saya sempat mendengar seorang teman nyeletuk kalau menjadi dosen itu merupakan pilihan terakhir dan karena tidak diterima kerja di mana-mana. Pernyataan tersebut bisa juga benar dan bisa juga salah tergantung dari situasi dan kondisinya. Saya sendiri memutuskan menjadi dosen saat kuliah di semester 6 ditawari oleh pihak kampus untuk ikatan dinas. Cukup lama juga saya mempertimbangkan apakah setelah lulus nanti bekerja sebagai dosen atau bekerja di luar saja. Namun akhirnya sayapun menerima tawaran kampus tersebut. Sejak itulah saya tidak perlu membayar kuliah hingga lulus. Pertimbangan saya waktu it adalah saya ingin kuliah setinggi-tingginya. Saya pikir kesempatan untuk kuliah S2 dan S3 hanya mungkin jika saya menjadi dosen. Saya tidak mempertimbangkan sama sekali apakah saya bisa kaya raya dari menjadi dosen atau tidak. Waktu itu memang istilah dosen sebagai ‘omongane sak dos, duweke sak sen’ yang artinya dosen itu pekerjaan yang ngomongnya banyak tapi uangnya sedikit. Dengan kata lain, bekerja sebagai dosen itu memang sulit bisa kaya raya punya rumah 3 dan mobil 5. Jadi, selepas kuliah dulu saya tidak pernah melamar bekerja selain menandatangani kontrak sebagai dosen di almamater sendiri. Saya tidak pernah keliling mencari pekerjaan dan setelah tidak dapat pekerjaan di luar baru kembali ke kampus untuk menjadi dosen. It yang saya tidak pernah lakukan. Lalu apa motivasi utama saya menjadi dosen? Ingin cepat kaya? Bisa juga begitu. Yang pasti saat itu saya berfikir untuk bisa membangun kemulian dan kemanfaatan hidup. Bagi saya, kemulian hidup itu bisa diperoleh dari ilmu dan harta. Syukur-syukur kita bisa menebar kemanfaatan pada orang lain dari ilmu dan harta sekaligus. Bukankah Allah akan meninggikan derajat orang yang berilmu? Dan saya memilih kedua-duanya untuk membangun kehidupan saya.

Apakah menjadi dosen tidak bisa kaya? Memang kalau seorang dosen hanya mengandalkan pendapatannya dari mengajar yang dibayar antara 25-75 ribu per jam, pasti tidak akan sekaya pengusaha. Gaji dosen pada umumnya terutam di swasta, berkisar antara 1.5 hingga 3 juta, tergantung dari besar kecilnya kampus dan jumlah sks yang diajar. Dalam hal ini dosen memang akan sama dengan tukang becak. Kalau tidak mengayuh ya tidak akan mendapatkan uang. Dosenpun begitu, kalau tidak mengajar ya hanya mendapatkan gaji pokok dan tunjangan saja tanpa ada insentif kelebihan sks mengajar. Lalu bagaimana dosen bisa punya penghasilan cukup? Ya. Seorang dosen memang tidak boleh tetap tinggal di kampus saja. Dosen harus keluar dari kandang pengajarannya. Ada banyak hibah penelitian, hibah pengabdian pada masyrakat yang siap didanai oleh pemerintah asal mengirimkan proposal kegiatan penelitian dan pengabdian pada masyrakat. Bila dosen tersebut rajin menulis buku ajar, maka draft bukunya bisa diusulkan untuk mendapatkan dana hibah. Namun yang paling banyak saya temui, dosen juga punya pekerjaan lain di luar. Bisa sebagai konsultan, trainer, maupun memiliki usaha lain. Dalm arti kata, seorang dosen harus bisa survive di luar, agar dia bisa bertahan hidup sebagai dosen di dalam kampusnya. Jadi, bukan barang haram bila dosen melakukan poligami pekerjaan dan membangun pengalaman empiriknya di luar kampus. Bahkan, penilaian Borang Akreditasi saat ini, memberikan nilai yang tinggi pada jurusan apabila dosen-dosennya memiliki kiprah keilmuan di luar kampus. Misal sebagai pembicara di sebuah seminar, pengurus organisasi, trainer, atau kegiatan lainnya. Namun tentu saja jangan sampai kegiatan di luar malah mengabaikan tugas pokok dosen sebagai pengajar dan pendidik di kampusnya. Dosen yang tidak mengajar dan membimbing mahasiswa pasti bukanlah dosen yang sebenarnya. Yah boleh dibilang dosen abal-abal atau dosen KTP saja yang ke kampus kalau ada perlunya saja untuk mengurus sertifikasi dosen dengan berharap uang dari tunjangan serdos. Ya. Menjadi dosen merupakan pilihan hidup sesuai filosofi dan jiwa yang dimiliki masing-masing individu. Memang bila ingin menjadi kaya raya, sebaiknya menjadi pengusaha saja jangan menjadi dosen. Namun bila Anda ingin bahagia dan awet muda, saya sarankan untuk menjadi dosen saja.

By : Choiron

About admin

Check Also

Diskusi Kelompok Fokus (FGD) untuk KKN Kolaborasi Antar Perguruan Tinggi di Pesantren At-Taubah

Kediri, 18 Mei 2024 – Dalam rangka meningkatkan sinergi dan kolaborasi antar perguruan tinggi, sebuah …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *